Satriawan
11709251035
PM
A PPS UNY
Firman
Allah SWT.
Demi
(buah) Tin dan (buah) Zaitun[1], Dan demi bukit Sinai[2],
Dan demi kota (Mekah) Ini yang aman, Sesungguhnya kami Telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian kami kembalikan dia ke
tempat yang serendah-rendahnya (neraka), Kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. Maka
apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya
keterangan-keterangan) itu? Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya? (QS. At
Tiin : 1-8)
Demi
matahari dan cahayanya di pagi hari, Dan bulan apabila mengiringinya, Dan siang
apabila menampakkannya, Dan malam apabila menutupinya[3], Dan langit
serta pembinaannya, Dan bumi serta penghamparannya, Dan jiwa serta
penyempurnaannya (ciptaannya), Maka. Sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS.
Asy Syams : 1-10)
Pada
dasarnya Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Allah melengkapi
manusia dengan tiga hal yaitu akal, hati dan jasad yang menjadikan manusia
berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya yang lain, Allah mengilhamkan kepada jiwa manusia
jalan kefasikan dan jalan ketakwaan. Dengan akal manusia bebas memilih jalan
kefasikan atau jalan ketakwaan. Karena manusia diberi oleh Allah SWT
kelengkapan yang sempurna, maka Allah memberikan AMANAH kepada manusia.
Firman
Allah SWT.
Sesungguhnya
Kami telah mengemukakan amanat[4] kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh (QS. Al
Ahzab :72)
Allah
memberikan amanah kepadah manusia dalam bentuk dua hal yaitu sebagai khilafah
dan beribadah. Firman Allah SWT
Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku. (QS. Adz Dzaariyaat :56)
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al
Baqarah : 30)
Demikian
juga diriku, mahluk ciptaan Allah SWT yang diberikan amanah untuk beribadah dan
menjadi khilafah di muka bumi ini, yang bertugas untuk mengatur dan menjaga
bumi ini dari kerusakan.
Matematika
merupakan salah satu dari ilmu Allah SWT. Dalam kehidupan kita sehari-hari,
kita tidak terlepas dari matematika. Matematika adalah ilmu
tentang bicara, matematika adalah geometri, matematika adalah ilmu yang koheren,
matematika adalah logika, matematika adalah bersifat aksiomatik, matematika adalah
persoalan konkrit sehar-hari, matematika adalah bersifat sintetik a priori, matematika
adalah metode intuisi, matematika adalah pengamatan, matematika adalah ilmu
yang lebih mementingkan system, matematika adalah bahasa, matematika adalah Konstructivis,
matematika adalah pola-pola dan relasi, matematika adalah komunikasi, matematika
adalah investigasi, matematika adalah obyektif dan subyektif, matematika adalah
kurva-kurva lengkung, matematika adalah bersifat tunggal, matematika adalah bersifat
universal, matematika adalah pasti, matematika adalah Obyektif[5].
Dalam rangka menjaga bumi ini dari
kerusakan, matematika sangat diperlukan karena matematika adalah tidak lain dan
tidak bukan adalah kehidupan itu sendiri. Matematika sangat beguna untuk
mengembangkan bermacam-macam disiplin ilmu yang ada dan yang mungkin ada
brdasarkan ruang dan waktunya. Matematika sangat membantu dalam proses manusia
menyelesaikan permaslahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Tentunya dalam memperoleh pengetahuan
matematika tidaklah mudah, dibutuhkan proses belajar yang panjang. Dikarenakan
banyak diantara manusia khususnya di Indonesia tidak menyadari akan pentingnya
matematika, diperlukan sebuah institusi yang dinamakan pendidikan yang bertugas
untuk memberikan pemahaman akan pentingnya mempelajari matematika. Pendidikan
dalam arti luas seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya, artinya jangan hanya
memandang pendidikan itu adalah sekolah dan perguruan tinggi saja, tetapi juga
bisa berarti pendidikan itu adalah rumah tangga, lembaga kemsayarakatan,
organisasi kepemudaan dan seluruh komponen masyarakat.
Ternyata diriku menemukan bahwa diriku,
matematika, pendidikan adalah filsafat itu sendiri, karena filsafat itu
mempelajari segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, yang mempelajari hakekat
dari berbagai fenomena kehidupan manusia (Ontologi), yang mempelajari cara
mendapatkan pengetahuan yang benar (Epistemologi) dan mempelajari manfaat atau
kegunaan suatu ilmu (Aksiologi).
Tentunya dalam berfilsafat, diriku dan
kita semua seharusnya berhati-hati. Jangan hanya mempelajari filsafat secara
parsial dan tidak menyeluruh
Berhati-hatilah dalam mempelajari
filsafat, ketika kita hanya mempelajari secara parsial dan tidak meyeluruh,
padahal kita mengetahui bahwa filsafat itu meliputi segala sesuatu yang ada dan
yang mungkin ada.
Ternyata diriku menemukan bahwa hakekat
diriku diciptakan, hakekat diriku mempelajari matematika, hakekat diriku berada
dalam lingkup pendidikan, hakekat diriku berfilsafat adalah tidak lain dan
tidak bukan adalah hanya untuk menajalankan AMANAH, beribadah dan menjadi
seorang khalifah. Karenanya keihlasan mutlak dibutuhkan untuk melaksanakan
segala aktifitas, menjauhi segala kesombongan, ketamakan dan lain sebagainya
yang dapat merusak keikhlasan dalam menjalankan AMANAH yang telah diberikan.
[1] yang dimaksud dengan Tin oleh sebagian ahli
tafsir ialah tempat tinggal nabi Nuh, yaitu Damaskus yang banyak pohon Tin; dan
Zaitun ialah Baitul Maqdis yang banyak tumbuh Zaitun.
[2] Bukit Sinai yaitu tempat nabi Musa a.s.
menerima wahyu dari Tuhannya.
[3] Maksudnya: malam-malam yang gelap.
[4].
Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.
[5]
http://powermathematics.blogspot.com/2009/03/elegi-silaturahim-matematika.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar